Siswa SD yang Viral karena Sepatu 'Menguap' Tak Punya KIP

12.02
















SevelPoker - Cianjur - Juhdi (13), siswa kelas VI SDN Sindanglaya, Cianjur, Jawa Barat, yang sepatu 'menguap'-nya viral di media sosial terancam pendidikannya karena masalah ekonomi keluarga. Bocah yang bercita-cita jadi tentara ini juga tak punya Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Ia mengaku memang bercita-cita jadi tentara. Karena itu, Juhdi berharap bisa bersekolah hingga ke jenjang yang tinggi. Namun sayangnya, keinginannya itu terancam terkubur karena terkendala biaya. Padahal sebentar lagi ia akan mengikuti ujian kelulusan SD.

Juhdi, yang awalnya semangat bercerita soal cita-citanya, kemudian tertunduk lesu. "Saya ingin masuk SMPN 1 Cianjur atau kalau nggak bisa ke SMPN 2. Cuma semuanya gimana bapak saya saja," ujarnya

Ali (33), ayah Juhdi, sebelumnya mengungkapkan dia pun memiliki harapan yang sama, ingin menyekolahkan putranya itu setinggi mungkin. Namun dengan kondisi perekonomiannya yang saat ini hanya cukup untuk makan sehari-hari, dia hanya bisa mengusap dada.

"Siapa orang tua yang nggak mau sekolahin anaknya setinggi mungkin. Cuma, semua kembali ke kemampuan saya. Anak saya ini tidak punya Kartu Indonesia Pintar (KIP). Untuk biaya beli buku dan lain-lain saja nunggu uang terkumpul dulu," tuturnya.

Ali sehari-hari bekerja sebagai buruh tani di perkebunan sayuran milik tetangganya. Sehari dia mengumpulkan uang Rp 20 ribu sampai Rp 35 ribu. Uang itu ia bagi lagi untuk kebutuhan makan keluarga dan orang tuanya sehari-hari.

Kondisi Juhdi yang tidak memiliki KIP dibenarkan Eddy Kusnadi, pengajar di SDN Sindanglaya. Selama bersekolah, Juhdi memang tidak ditanggung KIP, meski sekolah memberikan sejumlah keringanan kepada Juhdi.



"Kalau melihat latar belakang siswa yang sekolah di SDN Sindanglaya, memang kondisi seperti ini tidak hanya dialami Juhdi. Pihak sekolah akhirnya harus adil terkait keringanan. Juhdi memang sering masuk ranking, selalu masuk 10 besar," jelasnya.

Eddy berharap Juhdi bisa melanjutkan sekolah setinggi mungkin bila saja ada dermawan yang tergerak membantu. "Mungkin awalnya sepatu 'menguap'. Dengan sepatu itu, Juhdi tetap bersemangat pergi sekolah meski hanya berjalan kaki. Andaikata ada yang peduli, mungkin keinginan Juhdi untuk jadi tentara akan terlaksana," ujarnya.



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »