Deretan Polwan cantik yang bikin orang salah fokus

10.58
Polwan Cantik 2017











SevelPokerMendengar kata 'polisi', mungkin sebagian orang akan berpikiran dengan ketegasan, garang, ketus, dan juga disiplin. Tapi, di balik seragam mereka tersebut ada sisi lain yang tidak banyak diketahui. Apalagi muncul wajah-wajah cantik nan ayu yang membuat orang akan lupa bahwa polisi itu galak.

Belakangan citra sosok polisi mulai berubah seiring munculnya sosok wanita-wanita cantik yang menjadi buah bibir di tengah masyarakat. Tidak hanya sekadar cantik, namun mereka punya talenta dan juga keberanian, seperti Bripda Sufiana Maya Sari, anggota Polwan Polres Karanganyar, Jawa Tengah, yang membekuk seorang pengedar narkoba.

Wanita berhijab kelahiran Karanganyar, 7 Juli 1996 ini tak menduga mendapat tugas untuk meringkus seorang pengedar narkoba. Di mana saat itu dirinya diminta oleh Satuan Narkoba Polres Karanganyar untuk membantu menangkap pengedar narkoba yang diduga melibatkan beberapa perempuan. Saat itu jumlah Polwan yang bertugas di Satuan Narkoba kurang dan perlu penambahan personel, maka ditunjuklah Bripda Sufiana Maya dari Satuan Binmas untuk membantu proses penangkapan tersebut.
Bripda Sufiana Maya Sari Polwan cantik bekuk bandar narkoba 2017













Saat itu, dirinya tak menyangka jika harus berhadapan dengan pengedar narkoba yang badannya lebih besar dari dirinya. Namun berbekal ilmu bela diri yang cukup, Sufiana yakin bisa melumpuhkan sasaran.

"Saya bangga bisa ikut berkontribusi terhadap pemberantasan narkoba di Karanganyar. Ini pengalaman pertama bagi saya menangkap tersangka Narkoba," ujar Bripda Sulfiana.

Selain itu, ada juga Bripda Tarum Aji Saputri yang menangkap tersangka yang membawa kabur anak di bawah umur, berinisial MS (26), warga Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tersangka diamankan oleh Tarum dan tim dari sebuah indekos di Balungbendo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Pengabdian sebagai Polwan diawali Tarum setelah lulus dari SMAN 1 Karanganyar pada 2014 lalu. Tarum mengikuti pendidikan kepolisian di Sekolah Polisi Negara (SPN) Purwokerto pada tahun yang sama. Lulus sebagai polisi, dirinya ditugaskan sebagai staf di Reskrim Polres Karanganyar.

"Saya mulai bertugas di Reskrim Karanganyar pada April 2015. Awalnya saya menjadi staf, kemudian masuk ke PPA (Unit Perlindungan Perempuan dan Anak) bulan Oktober. Kemudian Maret 2016 pindah ke Polsek Bejen dan pada awal tahun 2017 ini saya kembali ke Unit PPA Sat Reskrim Polres Karanganyar," tuturnya.
Bripda Tarum 2017













Selain sibuk dengan seragam Polri, Tarum juga tak lupa untuk meluangkan sedikit hobi menarinya. Dirinya sering didaulat tampil pada beberapa acara di Polres Karanganyar, bahkan hingga mewakili Kabupaten Karanganyar untuk menari di Istana Negara di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Yang paling berkesan bagi saya adalah saat bisa tampil di Istana Negara pada 2009. Saat itu saya menari dalam acara HUT RI ke 64," ungkapnya bangga.

Selain Bripda Sufiana Maya Sari dan Bripda Tarum Aji Saputri, ada juga Bripda Tenia Puspitaningtyas. Namun, kali ini dirinya berbeda dengan Maya juga Tarum. Saat itu Tenia sempat beberapa menjadi tukang ojek, karena ada demo mogok massal para sopir angkutan kota (angkot) di Kota Malang.

Tenia yang merupakan Anggota Polresta Malang sejak kemarin, Rabu 07 Maret menjadi ojek yang mengantarkan anak-anak sekolah dan pulang sekolah.

"Saya kemarin pakai sepeda motor keliling sesuai permintaan penumpangnya. Tapi hari ini pakai mobil," kata Tenia di Depan Stasiun Kota Baru Kota Malang.
Polwan antar jemput murid sekolah 2017














Tenia sejak Senin menjalankan tugas mengawal bis sekolah, tetapi sejak Selasa menggunakan sepeda motor. Tania yang sudah biasa menyetir kendaraan roda empat, akhirnya diminta menyopiri mobil milik Sekretariat DPRD Kota Malang.

"Ini kan ada mobil milik DPRD, tetapi tidak ada yang menyopiri, akhirnya saya jalankan," katanya.

Tania didampingi oleh rekan sesama Polwan, Bripda Risa Amelia. Keduanya akan berjalan menyusuri Kota Malang menuju beberapa titik.

"Tujuan pertama ke Arjosari dulu, ini penumpangnya penuh. Nanti kalau ada yang turun kita ajak penumpang lain. Kasihan kan mereka di jalan menunggu lama. Saya bisa menyetir ya saya membantu, di samping menjalankan sebagai petugas," katanya sambil memulai perjalanan.

Terakhir adalah sosok Bripda Ismi Aisyah yang hangat dibicarakan dimedia sosial. Sebab, dirinya hadir ketika di tengah ketegangan penyergapan pelaku teror bom di Kantor Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

Polwan kelahiran Cirebon ini selalu dekat dengan lokasi kejadian tersebut dengan mengalungi sebuah kamera, sebab dirinya merupakan tim medsos Polda Jabar. Saat itu, pelaku Yayat Cahdiyat (41) alias Abu Salam pelaku teroris tewas usai baku tembak dengan pihak kepolisian di Kantor Kelurahan Arjuna.

"Saya sebagai anggota Polri tentu bangga ya. Di sini saya juga harus buktikan bahwa Polwan juga bisa punya keberanian bukan cuma (polisi) laki-laki," kata Ismi di Mapolda Jabar, Kota Bandung.
Ismi Aisyah instagram.com/ismiaisyah20










Dia tidak menyangka fotonya di lokasi penggerebekan langsung menyebar dan menjadi bahan perbincangan netizen. Dia juga tidak tahu siapa yang mengambil fotonya ketika berada di tempat kejadian perkara. Bahkan, dirinya mengaku sudah banyak diundang oleh televisi.

"Enggak menyangka seviral ini. Karena ya saya bekerja selama ini berjalan begitu saja. Itu memang tugas saya. Yang menghubungi banyak. Dari media juga. Kebanyakan diundang acara talkshow. Tapi saya tetap harus izin dulu dari bapak (Kapolda)," terang Ismi.

Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan juga tidak menyangka aksi Ismi di Kelurahan Arjuna banyak diberbincangkan. Anton pun menitipkan pesan pada Ismi.

"Saya senang mudah-mudahan bisa jadi salah satu ikon Polri yang baik. Saya juga sampaikan harus rendah hati, santun karena tetap saja yang bersangkutan anggota polri," kata Anton.



Sumber, merdeka.com

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »