Master Agen Poker - Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran
sekilas tentang tanteku ini. Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya
sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang
tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.
Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi
butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMA. Mulailah
kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari
benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh!
benar-benar reseh dah.
Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju,
terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba
belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari
tanteku, lalu kujawab,
“Halo Tan, ada apa?”
“Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
“Sekarang?” tanyaku lagi.
“La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
“Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
“Sekarang?” tanyaku lagi.
“La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.
Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya
(biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba
tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh
ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya
“Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
“Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.
“Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di
bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian
tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god!
Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan
tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku
terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.
Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
“Sorry ya Wa, Tante lama.”
“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
“Oom kemana Tante?” tanyaku.
“Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
“Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.
“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
“Oom kemana Tante?” tanyaku.
“Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
“Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.
Wow, mimpi apa aku semalam kok tante gatel ku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
"Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
“Males Wa,” jawab tanteku enteng.
“Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
“Males Wa,” jawab tanteku enteng.
“Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
“Oke deh!” sahutku dengan girang.
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
“Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
“Bentar Tan!” jawabku.
“Bentar Tan!” jawabku.
Master Poker 2017 - Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah
kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga
jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap
hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. yang di dapat Kabar Indonesia 55.
Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan
mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku. Terus aku
berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa.
Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar
aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat.
Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku
onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku
kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang
tegang lagi kemaluanku, wah gawat!
“Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada
tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15
cm, pokoknya “international size” deh.
“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”
“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga,
tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak. Setibanya
di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat
pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
“Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
“Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
“Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
“Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi
aku berharap tante tante gatel menawarkan kemaluannya padaku. Dengan
seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.
“Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang
nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung
jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak
bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
“Maksud Tante?” tanyaku lagi.
“Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
“Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
“Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
“Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.
“Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
“Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
“Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
“Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.
Gila! Ternyata benar juga yang aku
khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat
nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
“Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.
“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
“Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
“Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat,
dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu.
Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan
tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang
merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.
Aku tidak terlalu mendengarkan omongan
tante tante gatel ku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku
mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah
dilumatnya batang kemaluanku itu.
“Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante…
terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku
lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia
menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan
liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari
mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku.
Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak… terus Wa…
terus jilat…!” erang tanteku keras-keras.
Mendengar itu, nafsuku makin bertambah,
dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan
akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku
kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh…
ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil
mengerang merasakan nikmat.
Aku merasa bangga karena aku masih
bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tante tante gatel ku sehingga ia
terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang
kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya,
pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku
mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah
“over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.
Perlahan aku menciumi tubuh tanteku
dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha
sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku
menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya
tanteku akan mengalami orgasmenya lagi.
“Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu..
aar! Aaah…!” erang tante tante gatel ku lagi sambil menjambak rambut
kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante
nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja
tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”
Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri,
sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya.
Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku
yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya.
Setelah menempel di lubangnya, perlahan
kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan
tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan
tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan
yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku,
kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan.
“Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan…
aargghhh…” teriak tante tante gatel ku menahan sakitnya itu. Dan tidak
percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang
kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan
perlahan, untuk mencari kenikmatan.
Dengan gerakan perlahan itu akhirnya
tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali…
itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…”
erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan
maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga
mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai
berdenyut,
“Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
“Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
Akhirnya kami keluar bersama-sama,
kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu
nikmatnya. Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan
tante tante gatel ku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk
dibersihkan.
Dengan ganas tante tante gatel ku
menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih.
Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan
aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah.
Master Agen Terpercaya - Setelah tanteku selesai membersihkan
diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang
bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah
tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah
keadaan kostku bebas, maka kujawab iya.
Lalu tante gatel bilang bahwa kalau
misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku
akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.
Salam Admin www.sevelpoker.com
EmoticonEmoticon