Sulap Kopi Jadi Parfum dan Pembersih Sepatu

16.23
situs judi poker


Situs Judi Poker - Seorang pemuda di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Trian menjadikan kopi sebagai parfum dan pembersih sepatu. Pemicunya sederhana yaitu Trian merupakan penggila kopi.

Untuk mewujudkan mimpinya, Trian melakukan penelitian selama tiga bulan. Bahannya yaitu hasil roasting kopi arabika lokal dipadukan dengan bahan kimia pembunuh bakteri. Karyanya diberi nama Fabric Mist.

"Produk ini sudah dijual sejak tiga bulan lalu. Tapi baru dilaunching sekarang. Kopi kami pilih karena cenderung lebih kuat menyerap aroma-aroma yang tidak baik dibanding aroma seperti teh dan lainnya," kata Trian yang juga Founder Kopi Teori, di Jalan Beruang, Makassar.

Untuk mematangkan idenya, Trian mengandeng Zham Shoes Care dan menciptakan parfum sepatu beraroma kopi. Sementara itu, Co-Founder Zham Shoe Cleaner, Taufik Rachman, menjelaskan produk parfum sepatu beraroma kopi merupakan produk asli anak Makassar. Ia bahkan banjir pesanan dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

"Ini produk asli Makassar, ide dari kami karena kegemaran kami travelling dan tak ada kesempatan membersihkan sepatu dan jaket dari bau apek. Makanya ide ini muncul," jelasnya.


situs judi poker

Untuk pemasaran prodak mereka bisa didapatkan di Kopi Teori Makassar, Yogyakarta, dan Bali. Mereka juga menjual online di media sosial Instagram. Untuk pemasaran ke luar negeri, mereka sudah punya store di Malaysia dan Singapura.

"Kita langsung target pasar luar negeri. Kalau penjualan di Makassar laku dari 50-100 unit sehari. Kalau yang dikirim ke Malaysia dan Singapura rinciannya hampir sama. Total produk kami yang diekspor keluar negeri sekitar 1000an perbulan," beber Taufik.

Pemakainnya pun cukup mudah, tinggal disemprotkan ke sepatu dan diangin-anginkan sebelum dipakai. Parfum ini juga bisa dipakai di helm dan jaket, hingga spray. Soal harga, satu produk parfum Fabric Mist ukuran 260, 100, dan 50 ml dibanderol mulai Rp 50-110 ribu.

"Aroma kopi dimix dengan pencuci sepatu ini untuk pertama kali di Indonesia. Sudah banyak yang mengikuti temuan kami tapi saya yakin produknya tidak sebaik punya kami," tambah Taufik.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »